Jumat, 30 September 2011

Tugas Makalah Kimia dan Perkembangan Teknologi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi, perkembangan pembangkit listrik di dunia juga melaju dengan pesat. Contohnya saja PLTU dan PLTN yang sampai sekarang ini dapat menghasilkan listrik bergiga-giga watt. Disamping dengan kemajuan tersebut, terdapat pula masalah yang diberikan oleh kegiatan pembangkitan listrik tersebut. Masalah tersebut berupa reaksi-reaksi kimia yang dihasilkan oleh proses pembangkitan listrik yang ditercemar di lingkungan masyarakat yang sering disebut dengan Radioaktif.
Energi nuklir adalah teknologi nuklir yang melibatkan penggunaan terkendali dari reaksi nuklir untuk melepaskan energy, termasuk propulsi, panas, dan pembangkit energy listrik. Saat ini, energy nuklir menghasilkan sekitar 20,8% listrik yang dihasilkan di seluruh dunia (data tahun 2008) dan digunakan untuk menggerakkan kapal induk, kapal pemecah es dan kapal selam (Anonim, 2011).
Oleh karena itu, makalah ini kami dibuat untuk memberikan gambaran yang nyata mengenai dampak yang kemungkinan besar akan dihadapi oleh masyarakat pada masa mendatang dengan adanya peningkatan emisi radioaktif alam dari proses pembangkit energi listrik yang berpotensi meningkat risiko radioekologi terhadap makhluk hidup.

1.2  Rumusan masalah
Adapun rumusan  masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Jelaskan pengertian  tentang batu  bara, energi  nuklir dan pembangkit listrik.
2.      Penggunaan batu bara, energi  nuklir dan pembangkit listrik dalam kehidupan sehari-hari.

3.      Jelaskan bahaya dalam  kegiatan pembangkit listrik batubara dan nuklir tersebut.
4.      Dampak positif dan negatif menggunakan batu  bara, energi  nuklir dan pembangkit listrik

1.3  Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah kami ini yaitu :
a.             Agar masyarakat dapat mengetahui problem lingkungan yang akan dihadapi pada masa mendatang
b.             Agar masyarakat dapat mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan dengan adanya limbah PLTU dan PLTN



BAB II
PEMBAHASAN

2.1         Penggunaan Dalam Pusat Pembangkit Listrik
Penggunaan batubara dan nuklir didalam pembangkit listrik sangatlah dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Dikatakan demikian karena batubara dan nuklir mempunyai peran penting dalam proses pembangkitan listrik oleh pusat pembangkit listrik seperti PLTU dan PLTN.
a.       Penggunaan Batubara
Batubara batubara merupakan bahan tambang yang mengandung unsur-unsur radioaktif  digunakan sebagai penunjang proses pemanasan untuk menghasilkan uap. Adapun kandungan batubara yaitu uranium-238 (238U),     thorium-232 (232Th), radium-226 (226Ra) dan kalium-40 (40K) yang kadarnya cukup bervariasi antara satu negara dengan negara lainnya. Selain itu, ada pula kandungan radionuklida alam di dalam batubara. Adapun kandungan radionuklida alam di dalam batubara bervariasi tergantung pada jenis dan lokasi penambangan batubara. Demikian juga, konsentrasi radionuklida di dalam abunya juga akan bervariasi dan cenderung lebih kaya dibandingkan unsur radionuklida yang terkandung di dalam batubara (Heni Susiati, 2006).

b.      Penggunaan Nuklir
Energi Nuklir Pertama kali di buat percobaan oleh fisikawan jerman Otto Hahn, Lise Meiner dan Fritz Strassman pada tahun 1938. Energi nuklir ini merupakan energi yang sangat besar. Energi nuklir Ini dapat digunakan sebagai sumber energi maupun senjata pemusnah pada perang dunia kedua.
Pada tanggal 20 desember 1951, untuk yang pertama kali energi nuklir digunakan  sebagai pembangkit listrik dengan menggunakan  reaktor nuklir tepatnya di dekat kota Arco, Idaho.  Energi yang dihasilkan sekitar 100 kW.
Dari tahun ke tahun kapasitas energi dari reaktor nuklir mengalamiperkembangan pesat. Pada tahun 1960, 1 gigawatt energi dihasilkan, sedangkan pada tahun 1970, 100 gigawatt dihasilkan dan pada tahun 1980 300 giga watt energi nuklir dihasilkan. Setelah tahun 1980 kapasitas energi yang dihasilkan tidak terlalu meningkat pesat. Sampai tahun 2005 ini, baru 366 gigawatt energi dihasilkan. Gerakan untuk menentang adanya program tenaga nuklir, baru dimulai pada akhir abad 20. Hal ini didasarkan dari ketakutan akan adanya “nuclear accident” dan ketakutan akan adanya bahaya radiasi yang tidak kelihatan dari tenaga nuklir itu sendiri. Selain itu kekhawatiran akan adanya kebocoran dari sistem penyimpanannya. Apalagi setelah adanya kecelakaan nuklir di Three mile Island dan chernobyl (Grandis, 2007).

2.2         Bahaya Dari Kegiatan Pembangkit Listrik Batubara Dan  Nuklir
Dalam pengoperasian pembangkit listrik selalu menyisakan limbah. Limbah tersebut merupakan sisa-sisa atau sampah buangan dari proses pembangkitan listrik tersebut. Bagi masyarakat awam, hal tersebut tidak menjadi masalah, karena mereka belum mengetahui dampak  apa yang akan ditimbulkan oleh limbah-limbah tersebut. Akan tetapi, jika kita tahu dampak yang diberikan oleh limbah tersebut maka kita akan selau waspada.
a.       Pembangkit Listrik Tenaga Batubara
Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil yang banyak digunakan untuk pembangkit  listrik. Listrik dibangkitkan dengan cara batubara dibakar untuk memanaskan air dalam bejana guna menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan akan memutar turbin dan menghasilkan listrik. Dampak lingkungan terbesar dari penggunaan bahan bakar batubara adalah pelepasan polutan seperti CO2, NOx, CO, SO2, hidrokarbon dan abu serta abu layang (bottom dan fly ash) dalam jumlah yang relatif besar. Akibat pelepasan gas pencemar tersebut dapat menimbulkan dua masalah utama yaitu efek gas rumah kaca dan hujan asam. Selain itu, batubara umumnya mengandung radionuklida alam atau NORM maka pembakaran batubara akan menyebabkan terjadinya pemekatan radionuklida alam atau TENORM.
Hal ini tentu berlawanan dengan anggapan umum bahwa hanya PLTN yang menghasilkan radioaktivitas yang berbahaya bagi lingkungan. Pada kenyataannya, PLTU batubara cenderung memberikan paparan Radiasi yang lebih besar per individu kecuali untuk organ seperti kelenjar gondok karena adanya lepasan gas mulia (I-131) yang dilepaskan pada operasi normal PLTN. Lepasan radionuklida utama tahunan untuk PLTU batubara adalah berupa radium-226 (0,0172 Ci) dan radium-228 (0,0108 Ci) (Heni Susiati, 2006).

b.      Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
PLTN memanfaatkan panas yang dihasilkan dari pembelahan inti atom uranium berbasis pada reaksi fisi nuklir pada suatu reaktor nuklir. Panas digunakan untuk menghasilkan uap air yang berfungsi untuk menggerakkan turbin, yang akan menghasilkan listrik. Uranium merupakan bahan bakar nuklir. Uranium terdapat di alam dan ditambang dengan teknik penambangan konvensional, kemudian diproses untuk digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir. Uranium mengandung 2 (dua) isotop utama yaitu U-238 dan U-235, dimana atom U-235 merupakan atom fisil dengan kadar hanya sekitar 0,7 % di alam.
Limbah dari PLTN berawal sejak dari ujung muka sampai ujung paling akhir daur bahan bakar nuklir yaitu dimulai dari penambangan uranium sampai penyimpanan limbah lestari, dan juga tidak kalah pentingnya adalah limbah yang dihasilkan selama beroperasinya PLTN. Dampak terhadap lingkungan dari proses penambangan adalah limbah radioaktif berupa air hasil tambang yang bersifat asam dan mengandung ion logam yang terlarut seperti uranium, thorium, radium dan timah. Hilangnya lahan pertanian dan hutan akibat penambangan dapat menimbulkan erosi dan berakibat banjir (Heni Susiati, 2006).



2.3         Dampak Yang Ditimbulkan Oleh Kegiatan Pembangkit Listrik Batubara Dan  Nuklir
Adapun dampak yang ditimbulkan berupa dampak positif dan negatif. Berikut akan dijelaskan bagaimana bentuk dari masing-masing dampak tersebut.
a.       Dampak Positif
Dampak positif dari pembangkit listrik batubara dan nuklir yaitu berupa daya listrik yang sangat besar. Sehingga pemadaman lampu bergilir sudah jarang dilakukan oleh PLN.
Faktor lainnya adalah untuk mempermudah kehidupan masyarakat dengan adanya pembangkit listrik. Banyak kegunaan yang dapat diperoleh dari nuklir dalam berbagai bidang terutama dalam kesehatan dan kebutuhan listrik terhadap masyarakat (Heni Susiati, 2006).

b.      Dampak Negatif
Dampak negatif yang ditimbulkan yaitu dapat mengganggu kerja organ tubuh manusia. Organ yang terganggu diantaranya paru-paru, hati, ginjal, sum-sum tulang, hingga seluruh tubuh (Heni Susiati, 2006).



BAB III
PENUTUP

3.1         Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah kami yaitu masalah yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan batubara dan nuklir dalam proses pembangkitan listrik berupa gangguan kesehatan dan keuntungan berupa listrik yang memadai. Pembangkit listrik sangat berguna untuk kehidupan sehari – hari.
3.2         Saran
Adapun saran kami sebagai penulis yaitu jika pemerintah ingin membangun pembangkit listrik bertenaga batubara maupun nuklir, kiranya pembangunan  tersebut dilaksanakan di tempat yang jauh dari pemukiman penduduk. Sebab, jika pembangunannya dilaksnakan di tempat yang dekat pemukiman penduduk, maka bahaya radiasi akan berdampak negatif pada masyarakat yang berada disekitar pambangkit listrik tersebut.